Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PENDIDIKAN : Pengertian Pendidikan Menurut Pendekatan Sistem


A. TUJUAN 


Setelah mengikuti perkuliahan, peserta program akta mengajar IV diharapkan dapat memahami pendidikan sebagai  sistem. 

B. DESKRIPSI MATERI 


Pendekatan sistem merupakan aplikasi pandangan sistem (system view or system thinking) dalam upaya memahami sesuatu atau memecahkan suatu permasalahan. Apabila kita mengaplikasikan pendekatan sistem dalam mempelajari pendidikan, maka dapat  didefinisikan bahwa pendidikan adalah suatu keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Ditinjau dari asal-usul kejadiannya, pendidikan tergolong ke dalam jenis sistem buatan manusia (a man made system); ditinjau dari wujudnya, tergolong ke dalam jenis sistem sosial; sedangkan ditinjau dari segi hubungan dengan lingkungannya, tergolong ke dalam jenis sistem terbuka. Pendidikan (sistem pendidikan) berada dalam suatu supra sistem, yaitu masyarakat. Selain sistem pendidikan, di dalam masyarakat terdapat pula berbagai sistem lainnya seperti: sistem ekonomi, sistem politik, sistem petahanan dan keamanan, dll.  Karena sistem pendidikan merupakan sistem terbuka, maka sistem pendidikan mengambil masukan (input) dari masyarakat dan memberikan hasilnya/luaran (out put) kepada masyarakat. Sistem pendidikan memiliki ketergantungan kepada sistem-sistem lainnya, dan terdapat saling hubungan atau saling pengaruh antar sistem pendidikan  dengan sistem-sistem lainnya yang ada di dalam masyarakat. 

Sebagaimana dikemukakan Philiph H. Coombs, ada tiga jenis sumber utama input dari masyarakat bagi sistem pendidikan, yaitu: 
1. Ilmu pengetahuan,  tujuan-tujuan dan nilai-nilai yang berlaku di dalam masyarakat. 
2. Penduduk serta tenaga kerja yang tersedia. 
3. Ekonomi atau penghasilan masyarakat. 

Terhadap ketiga sumber utama input sistem pendidikan tersebut, dilakukan seleksi berdasarkan tujuan, kebutuhan, efisiensi dan relevansinya bagi pendidikan. Selain itu, seleksi dilakukan pula atas dasar nilai dan norma tertentu dengan alasan bahwa pendidikan bersifat normatif. Hasil seleksi tersebut selanjutnya diambil atau diterima sebagai input sistem pendidikan. 

Input sistem pendidikan dibedakan dalam tiga jenis, yaitu: 

1. Input mentah (raw input), yaitu peserta didik. 
2. Input alat (instrumental input) seperti: kurikulum, pendidik, dll. 
3. Input lingkungan (environmental input) seperti: keadaan cuaca, situasi keamanan masyarakat dll. yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi proses pendidikan. 

Berbagai jenis input pendidikan terseleksi sebagaimana dikemukakan di atas, selanjutnya  akan membentuk komponen-komponen pendidikan atau berbagai sub sistem pendidikan. Dalam hal ini dilakukan diferensiasi sehingga setiap komponen memiliki fungsi-fungsi khusus. Namun demikian, karena pendidikan adalah suatu sistem, maka pelaksanaan fungsi setiap komponen pendidikan secara keseluruhan diarahkan demi pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. 

Philiph H. coombs mengidentifikasi 12 komponen sistem pendidikan, yaitu: 
1. Tujuan dan prioritas. Fungsinya adalah memberikan arah kegiatan sistem.
2. Peserta didik (siswa). Fungsinya adalah belajar hingga mencapai tujuan pendidikan.
3. Pengelolaan. Fungsinya adalah merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan, dan menilai sistem. 4. Struktur dan jadwal. Fungsinya adalah mengatur waktu dan mengelompokan peserta didik berdasarkan tujuan tertentu. 
5. Isi atau kurikulum. Fungsinya adalah sebagai bahan yang harus dipelajari peserta didik. 
6. Pendidik (guru). Fungsinya adalah menyediakan bahan, menciptakan kondisi belajar dan menyelenggarakan pendidikan. 
7. Alat bantu belajar. Fungsinya memungkinkan proses belajarmengajar sehingga menarik, lengkap, bervariasi, dan mudah. 
8. Fasilitas. fungsinya sebagai tempat terselenggaranya pendidikan. 
9. Pengawasan mutu. Fungsinya membina peraturan-peraturan dan standar pendidikan (peraturan penerimaan peserta didik, pemberian nilai ujian, kriteria baku. 
10. Teknologi. Fungsinya mempermudah atau memperlancar pendidikan. 
11. Penelitian. Fungsinya mengembangkan pengetahuan, penampilan sistem dan hasil kerja sistem. 
12. Biaya (ongkos pendidikan). Merupakan satuan biaya untuk memperlancar proses pendidikan.  Fungsinya sebagai petunjuk tingkat efisiensi sistem. 

Dalam sistem pendidikan terjadi proses transformasi, hakikatnya adalah  proses mengubah raw input (peserta didik) agar menjadi out put (manusia terdidik sesuai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan). Dalam hal ini semua komponen pendidikan idealnya melaksanakan fungsinya masing-masing dan berinteraksi satu sama lain yang mengarah kepada pencapaian tujuan pendidikan. Adapun out putnya diperuntukan bagi masyarakat atau sistem-sistem lain yang ada di dalam supra sistem. 

Sebagaimana dikemukakan terdahulu, di dalam sistem pendidikan terdapat komponen pengawasan mutu (kontrol kualitas). Pelaksanaan fungsinya antara lain akan menghasilkan feedback yang digunakan untuk melakukan koreksi atau perbaikan dalam proses transformasi berikutnya. Sehingga dengan demikian diharapkan sistem pendidikan tersebut mampu mengatasi entropi atau mampu mempertahankan eksistensi dan meningkatkan pretasinya. 

C. PERTANYAAN/TUGAS 


1. Apa definisi pendidikan menurut pendekatan sistem? 
2. Buatlah bagan atau model input-proses-out put sistem pendidikan dengan mengacu pada deskripsi materi yang disajikan dalam hand out ini.   

 D. REFERENSI


 Idris, Z dan Zamal, L., (1992), Pengantar Pendidikan, PT. Grasindo, Jakarta. 

Muchtar, Odang, (1976), Pendidikan nasional Indonesia, Pengertian dan Sejarah Perkembangannya, IKIP Bandung.

 ------------, (Penyunting Akhir), (1991), Dasar-Dasar Kependidikan, Depdikbud, IKIP Bandung. 

Syaripudin, Tatang, (2001),  Sistem Pendidikan Nasional, Jurusan FSP FIP Universitas Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan). 

Post a Comment for "PENDIDIKAN : Pengertian Pendidikan Menurut Pendekatan Sistem"