Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Analisis Dampak Pemberian ASI Terhadap Kecerdasan Anak



BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
            Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada bayi merupakan cara yang alamiah dalam memberikan makanan kepada bayi. Pemberian ASI tersebut perlu ditingkatkan dan dilestarikan karena tidak perlu diragukan lagi bahwa ASI memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan dan kelangsungan hidup bayi. Pemberian ASI yang terutama perlu ditingkatkan adalah ASI eksklusif.
            ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa makanan tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam tahun (0-6 tahun). ASI ini merupakan makanan terbaik yang harus diberikan kepada bayi, karena didalamnya terkandung hampir semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi, karena ada lebih dari 100 jenis zat gizi dalam ASI antara lain DHA (Docosa  Hexaconic Acid), Taurin, dan Spingomyelin yang tidak terdapat dalam susu sapi.
   
         Beberapa faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemberian Pendamping Air Susu Ibu (PASI) sehingga ibu tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya antara lain, karena ibu sibuk bekerja, pendidikan ibu yang rendah, kurangnya sekresi sehingga bayi tanpa diberikan makanan tambahan akan menjadi lapar, pengetahuan ibu tentang ASI kurang, dan yang tidak kalah adalah gencarnya periklanan tentang penggunaan susu formula baik dimedia cetak, radio, maupun ditelevisi.
            Ternyata, fenomena yang menunjukkan bahwa sebagian ibu tidak menyusui anaknya tidak hanya terjadi di negara-negara maju saja, tetapi juga di negara berkembang, misalnya Indonesia. Salah satu faktor yang membuat sebagian ibu tidak menyusui anaknya adalah gencarnya kampanye makanan  pengganti ASI, serta berhasilnya upaya para distributor dalam mendistribusikannya, sehingga para ibu tergerak untuk mencapainya.
            Iklan-iklan susu formula juga banyak menyebutkan kandungan dohosaheksaenoat (DHA), asam alfalinoleat (LNA), EPA, dan omega tiga didalamnya yang dapat meningkatkan kecerdasan otak bayi menimbulkan fenomena baru pada masyarakat antara lain, susu formula dianggap sama atau bahkan lebih tinggi kualitasnya dibandingkan dengan ASI. Beberapa faktor yang mempengaruhi pemberian susu kaleng, antaranya karena ada anggapan bahwa penggunaan susu kaleng merupakan simbol status sosial ekonomi seseorang dalam masyarakat. Selain itu, faktor sosial budaya terutama menyangkut nilai bahwa menyusui sudah ketinggalan zaman bahkan dapat merusak kecantikan ibu. Orientasi nilai seperti itu yang perlu diubah ke arah yang lebih memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI kepada bayi karena sadar akan keuntungannya.
            Pemberian ASI memberikan banyak keuntungan bagi ibu dan bayi. Bagi ibu, memberikan ASI akan mempercepat involusi uterus akibat efek hormon oksitisin. Bagi  bayi, ASI memberikan komposisi makanan dengan lebih dari 100 elemen. Yang berbeda dalam proporsi fisik, ASI juga memiliki keuntungan psikologis yaitu, kontak fisik langsung selama menyusui antara bayi dan ibu yang sangat besar pengaruhnya meningkatkan emosional ibu dengan bayi, dan mempercepat proses hubungan tali kasih ibu dan anak (Bonding attachment).
            Beberapa ahli berpendapat dan telah membuktikan bahwa tidak besar susu formula yang ditambah DHA dapat mencerdaskan anak. Susu formula memang diciptakan sebagai pendamping ASI tetapi tidak akan pernah bisa menyamai ASI yang mengandung DHA (prof. Dr. Mihilal, dan harian umum suara merdeka, 23 agustus 2002, keuntungan pemberian asi bagi ibu dan bayi). Mihilal menuliskan bahwa (Keuntungan pemberian ASI bagi ibu dan bayi, 2002:13)
            Masyarakat, khususnya para ibu, lebih banyak memilih susu formula ketimbang ASI karena iming-imingnya membuat anak sehat dan cerdas. Iklan-iklannya terus diulang di media cetak maupun elektronik, akan membuat para orang tua memilih membeli susu formula yang sebenarnya beresiko tinggi bagi perkembangan bayi. Seperti isu terkini yang marak disiarkan di televisi tentang makanan dan susu formula bayi yang beredar di Indonesia yang terkontaminasi Enterobacter Sakazakii. Isu ini menjadi ancaman serius bagi bayi yang baru dilahirkan dan ibu yang melahirkan, karena susu formula kini sudah jadi kebutuhan masyarakat luar dari kalangan ekonomi menengah bahwa hingga kalangan atas.
            Oleh karena itu, masalah pemberian ASI  sangat penting untuk dibahas agar kita lebih mengetahui bagaimana dampak pemberian ASI terhadap kecerdasan anak dimasa pertumbuhan mereka.
1.2. Rumusan Masalah
            Berdasarkan dari latar belakang di atas dan untuk menghindari pembahasan yang lain  dari jalur fokus kajian yang telah ditetapkan sebelumnya, serta mempermudah penginformasian terhadap masalah yang dibahas. Maka penulis hanya akan membahas uraian masalah sebagai berikut:
1. Apa pengaruh Asi terhadap tumbuh kembang Anak
2. Apa manfaat Asi bagi kecerdasan Anak
1.3. Tujuan Pembahasan
            Adapun dari tujuan pembahasan pemberian ASI dan Susu Sapi terhadap kecerdasan anak adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh asi terhadap kecerdasan Anak?
2. Untuk mengetahui manfaat Asi bagi kecerdasan Anak?
1.4.  Metode Penelitian
            Dalam pembahasan suatu masalah memerlukan pada metode atau cara, maka penulis melakukan secara deskriptif, yaitu pemecahan masalah yang ada pada masa kini dengan meliputi penguraian penafsiran penulis dan analisa terhadap data yang ada. Untuk mengumplkan data, penulis menggunakan teknik library research (penelitian perpustakaan) dan internet research (penelitian internet)  yaitu mengumpulkan data dengan cara perpustakaan dan internet, dan segala yang mendukung dalam penulisan karya ilmiah ini.
1.5.  Sistematika Penulisan
        Agar Bahts ‘Ilmi ini mudah dipahami maka penulis menyusun sistematika penulisan. Bahts ‘Ilmi ini terdiri dari tiga bab :
Bab I : Penulis memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan pembahasan, metode penelitian, sistematika penulisan.
Bab II : Penulis memaparkan pembahasan karya ilmiah tentang dampak                pemberian Air Susu Ibu (ASI) terhadap kecerdasan anak.
Bab III : Penulis menyimpulkan dari semua pembahasan agar mudah dipahami serta melengkapi saran-saran yang penulis ajukan kepada pembaca.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Pengertian Air Susu Ibu (ASI)
            ASI adalah cara alamiah dalam memberikan makanan kepada bayi. Pada dasarnya bayi yang baru lahir, makanan yang diberikan kepada bayi yang baru lahir adalah ASI. Menyusukan bayi dengan ASI sangat bermanfaat karena tidak memerlukan biaya untuk membeli makanan buatan dan alat-alat untuk mempersiapkan dan memberikan makanan buatan tersebut, juga sedikit kemungkinan terkontaminasi dan tidak akan terjadi kekeliruan dalam mempersiapkan makanan. Pemberian ASI sangat bermanfaat untuk keluarga yang kurang mampu dan kurang pengetahuan tentang gizi, sanitasi, dan gizi.
 Kontaminasi dengan kuman pathogen merupakan penyebab gangguan pencernaan seperti mencret, diare, dan sebagainya yang sering terjadi pada bayi yang diberikan susu buatan. Memberikan ASI pada anak juga dapat menjalin hubungan psikologi yang erat antara ibu dan bayi, yang sangat penting untuk perkembangan psikologi anak dan juga merupakan suatu usaha untuk mencegah kanker payudara. Menyusui berarti memberikan makanan menurut kodrat alam, karena menggunakan alat payudara dan bahan makanan ASI yang telah diciptakan Tuhan  untuk keperluan menyusui.
2.2   Manfaat ASI bagi kecerdasan anak
            ASI penting dalam meningkatkan kecerdasan otak seorang anak ketika ia tumbuh kembang dan mulai bergerak. Secara bertahap, pola pikir anak juga ikut berkembang sesuai dengan pertumbuhannya. Oleh karena itu sebisa mungkin ibu seharusnya memberikan ASI untuk bayinya. ASI sudah terbukti bermanfaat karena diperkaya dengan nutrisi, vitamin dan mineral, termasuk anti bodi yang menjaga bayi dari penyakit yang mungkin bisa mengancam nyawanya.
            Makanan bagi bayi pada enam bulan pertama adalah air susu ibu (ASI). Tidak ada yang bisa menggantikan kualitas nutrisi ASI bagi bayi, meskipun diganti dengan susu formula termahal ASI menjadi makanan bagi bayi yang unik karena setiap ibu menghasilkan ASI yang berbeda sesuai dengan kebutuhan bayinya.
            ASI mempunyai sifat ungguk sebagai berikut:
1.    makanan alami (natural), ideal dan psikologik.
2.    Mengandung nutrient yang lengkap dengan komposisi yang sesuai dengan keperluan pertumbuhan bayi yang sangat cepat, yaitu pada bulan pertama berat badan dapat bertambah kira-kira 30%.
3.    Nutrient selalu diberikan dalam keadaan segar dengan suhu yang optimal dan bebas dari kuman pathogen.
4.    Mengandung zat anti bodi dan zat yang dpat mempercepat pembentukan kekebalan. ASI mengandung faktor zat anti yaitu: factor seluler (limfosit, netrofil, makrofag) dan factor humoral (immunoglobulin Sig.A, laktoferin, lisosim, dan factor bifidus). Factor seluler terutama banyak terdapat pada kolostrum. Makrofag mengadakan fagositosis kolostrum dan ASI juga mengandung berbagai jenis hormon yang mempunyai efek terhadap pertumbuhan dan perkembangan susu yaitu hormon Epidermal Growth Factor (EGF) dan prostaglandin. Secara teoritis ASI tidaklah cukup mengandung kalori bagi pertumbuhan bayi yang normal setelah usia tiga sampai enam bulan.
5.    ASI mengandung asam lemak tidak jenuh yaitu asam decosa hexaenoik yang sangat berguna untuk pertumbuhan sel saraf, axon dan dendrite sehingga pertumbuhan otak dan mata menjadi sempurna. Zat tersebut merupakan salah satu variabel sangat penting untuk meningkatkan Intelegency Quality (IQ) bayi. Sebagaimana diketahui otak tumbuh dengan optimal sampai bayi berumur dua tahun, sehingga dianjurkan bagi seorang ibu untuk menyusui bayinya sampai umur tersebut, bagi seorang muslim, anjuran ini sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 223, yang berbunyi :
 Istri-istrimu adalah ladang bagimu, maka datangilah ladangmu itu kapan saja dengan cara yang kamu sukai. Dan utamakanlah (yang baik) untuk dirimu. Bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa kamu (kelak) akan menemuinya. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang yang beriman.
 ASI atau air susu ibu mengandung beragam manfaat baik bagi bayi maupun bagi ibu sendiri. Salah satu kelebihan ASI yaitu menambah kecerdasan anak berdasarkan hasil penelitian Carolyn Hoefer dan Mattie Hardy di Journal of American Medical Association pada 70 tahunan yang lalu, serta banyak penelitian setelahnya diperkuat oleh pakar epidemologi kedokteran Wieslaw Jedrychowski dan rekannya. Penelitian Carolyn hoefer dan Mattie hardy dalam jurnal (American Medial Association,1943:22).
Pada penelitian Wieslaw, sejumlah 468 orang bayi yang lahir dari ibu bukan perokok diberi tes sebanyak lima kali dengan interval teratur sejak bayi hingga usia prasekolah. Hasilnya, skor IQ yang diperoleh berbanding lurus dengan berapa lama bayi mendapat ASI. Skor IQ lebih tinggi 2,1 poin pada anak-anak yang disusui selama tiga bulan, 2,6 poin lebih tinggi ketika disusui selama empat sampai enam bulan, dan 3,8 poin lebih tinggi pada anak yang disusui lebih dari enam bulan.
Penelitian ini memberikan dasar ilmiah bagi Organisasi Kesehatan Dunia untuk merkomendasikan agar semua bayi mendapat ASI eksklusif selama enam bulan pertama sejak dilahirkan. "Bayi yang disusui dari payudara ibu tidak hanya menerima makanan, tetapi terlibat dialog biologis yang dinamis secara dua arah. Ini adalah ikatan fisik, psikologis, dan interaksi antara bayi dengan ibunya selama menyusui dan memelihara perkembangan kemampuan mental bayi," kata Tonse Raju, dokter anak dan neonatalogist (ahli bayi) di Institut Nasional Anak Kesehatan dan Pembangunan Manusia yang tidak ikut dalam penelitian.
Selama tahun pertama kehidupan, berat otak bayi bertambah hampir dua kali lipat. Sebagian besar pertambahan itu berasal dari pertumbuhan materi putih. Kecepatan transmisi impuls listrik pada serat saraf yang diselubingi lapisan mielin 50 kali lebih cepat daripada yang tidak terselubung.
Penelitian ini memberikan wawasan tentang mengapa pembentukan selubung mielin terjadi setelah kelahiran dan tidak ketika masa kanak-kanak atau remaja. Pengalaman anak usia dini mempengaruhi pembentukan mielin dan membantu perkembangan otak untuk beradaptasi terhadap lingkungan.
Mungkin itulah salah satu alasan mengapa seorang ibu disyariatkan untuk menyusui bayinya seperti yang tertuang dalam Al-Quran. Agama menganjurkan, ada baiknya menyusui bayi sampai usia dua tahun penuh dan secara ilmiah membuktikan bahwa pemberian ASI pada bayi mempunyai banyak manfaat bagi bayi dan ibu. Dalam surat Al-Baqarah: 233, Allah berfirman:
وَٱلْوَالِدَاتُ يُرْضِعْنَ أَوْلاَدَهُنَّ حَوْلَيْنِ كَامِلَيْنِ لِمَنْ أَرَادَ أَن يُتِمَّ ٱلرَّضَاعَةَ وَعلَى ٱلْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ وَكِسْوَتُهُنَّ بِٱلْمَعْرُوفِ لاَ تُكَلَّفُ نَفْسٌ إِلاَّ وُسْعَهَا لاَ تُضَآرَّ وَالِدَةٌ بِوَلَدِهَا وَلاَ مَوْلُودٌ لَّهُ بِوَلَدِهِ وَعَلَى ٱلْوَارِثِ مِثْلُ ذٰلِكَ فَإِنْ أَرَادَا فِصَالاً عَن تَرَاضٍ مِّنْهُمَا وَتَشَاوُرٍ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْهِمَا وَإِنْ أَرَدتُّمْ أَن تَسْتَرْضِعُوۤاْ أَوْلاَدَكُمْ فَلاَ جُنَاحَ عَلَيْكُمْ إِذَا سَلَّمْتُم مَّآ         آتَيْتُم بِٱلْمَعْرُوفِ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ وَٱعْلَمُوۤاْ أَنَّ ٱللَّهَ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara ma'ruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan warispun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah kamu kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-baqarah: 233)
2.3   Pengaruh ASI terhadap tumbuh kembang anak
Tumbuh kembang sebenarnya adalah proses yang berbeda namun keduanya tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan. Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel, bersifat kuantitatif, dapat diukur menggunakan satuan panjang, berat dan ukuran kepala. Sementara perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi sel menjadi yang lebih kompleks, bersifat kualitatif, diukur menggunakan skrining perkembangan.
Tumbuh kembang sangatlah dipengaruhi oleh faktor genetik (dari anak itu sendiri) dan faktor lingkungan (dari orang tua, dll). Tiga tahun pertama kehidupan anak, merupakan masa yang sangat penting karena terjadi pertumbuhan fisik dan perkembangan (kecerdasan, ketrampilan motorik, mental, sosial, emosional) yang sangat pesat. Di usia inilah yang disebut “Golden Age”. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk memberikan nutrisi yang terbaik bagi anak sejak awal kehidupannya.
Di awal hidupnya, bayi membutuhkan nutrisi yang kuat untuk pertumbuhannya, sehingga dapat mengoptimalkan seluruh proses tumbuh kembangnya. ASI merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrien yang diperlukan tubuh anak. Sifatnya yang sangat mudah diserap tubuh bayi, menjadikannya nutrisi utama yang paling memenuhi persyaratan untuk tumbuh kembang bayi.
Secara garis besar, kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang dikelompokkan menjadi 3 kelompok :
1.                   Kebutuhan fisis-biomedis (asuh)
2.                   Kebutuhan kasih sayang/emosi (asih)
3.                   Kebutuhan stimulasi/latihan (asah).
Pemberian ASI secara ekslusif selama enam bulan, yang dilanjutkan sampai usia dua tahun atau lebih tentu saja dapat memenuhi ketiga kebutuhan tersebut. Bahwa kebutuhan fisis-biomedis (pertumbuhan) terpenuhi dapat dilihat dari penambahan berat badan, panjang badan dan lingkar kepala. Pertumbuhan normal seorang bayi sampai umur enam bulan dapat dicapai hanya dengan pemberian ASI saja. Selanjutnya, diatas usia enam bulan dapat diberikan Makanan Pendamping ASI (MPASI) dengan pemberian ASI tetap diteruskan hingga usia dua tahun atau lebih.
Berdasarkan kurva pertumbuhan yang diterbitkan oleh National Center for Health Statistics (NCHS), berat badan bayi akan meningkat dua kali lipat dari berat lahir saat usia enam bulan dan meningkat tiga kali lipat dari berat lahir pada usia 12 bulan. Berat badan bayi yang mendapat ASI eksklusif, umumnya meningkat dengan cepat tetapi lebih lambat dibanding bayi yang tidak mendapat ASI eksklusif. Menurut penelitian, berat badan bayi yang mendapat ASI lebih ringan dibanding bayi yang mendapat susu formula sampai usia enam bulan. Hal ini tidak berarti bahwa berat badan yang lebih besar pada bayi yang mendapat susu formula lebih baik dibanding bayi yang mendapat ASI. Berat berlebih pada bayi yang mendapat susu formula justru menandakan terjadi kegemukan. Kegemukan ini dapat berlangsung hingga beranjak dewasa nanti.
Adapun bayi yang diberi ASI tidak perlu khawatir akan kegemukan, karena ASI menyesuaikan kebutuhan tubuh bayi itu sendiri. Kurva pertumbuhan yang normal adalah kurva bayi yang mendapat ASI, yaitu kurva yang telah diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO). Panjang badan mencerminkan pola makan dan kesehatan anak.
Pola pemberian makan pada bayi, akan mempengaruhi panjang tungkai yang merupakan komponen utama panjang badan. Ketika bayi, pertumbuhan tungkai bawah lebih cepat dibanding bagian tubuh lainnya. Karena itu, penting bagi ibu untuk membentuk dan mengatur pola makan anak sejak bayi. Penelitian menunjukkan, anak yang mendapat ASI pada masa bayinya secara bermakna lebih tinggi dibanding anak yang mendapat susu formula. Pengukuran lingkar kepala, menunjukkan pertumbuhan sekaligus perkembangan otak anak, yang tentunya menentukan keberhasilan perkembangan anak.
ASI merupakan nutrisi yang terbaik bagi pertumbuhan dan perkembangan otak anak karena dalam ASI terdapat kadar lemak yang lebih tinggi dibanding susu formula. Kadar lemak yang tinggi ini dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otak yang cepat semasa bayi. Semasa lahir, otak bayi belum sepenuhnya berkembang, dan akan terus tumbuh serta berkembang, kemudian membuat hubungan yang penting antarsel yang ada sampai sekitar tiga tahun setelah lahir. Jika proses ini sudah selesai, sel otak akan mati dan tidak ada sel baru yang terbentuk.
Lemak yang banyak ditemukan dalam ASI yaitu lemak omega tiga dan omega enam. Di samping itu, ASI mengandung asam lemak rantai panjang antara lain dokosaheksanoik (DHA) dan asam arakidonat (ARA). ASI juga mengandung asam lemak jenuh dan tak jenuh dalam kadar yang seimbang, beda dengan susu formula yang lebih banyak mengandung asam lemak jenuh. Konsumsi asam lemak jenuh dalam jumlah yang banyak, dapat menurunkan kesehatan jantung dan pembuluh darah.
ASI juga memenuhi kebutuhan kasih sayang/emosi (perkembangan), akan meningkatkan ikatan batin antara ibu dan bayi. Hal ini penting karena turut berperan dalam menentukan perilaku anak di kemudian hari, merangsang perhatian anak kepada sekitar, menstimulasi perkembangan otak anak dan secara tidak langsung, akan meningkatkan rasa kepercayaan diri anak yang terbentuk dari rasa aman dan nyaman pada saat disusui.
Kebutuhan stimulasi/latihan (perkembangan) tentu dapat dipenuhi dengan pemberian ASI. Dengan mendekap bayi saat menyusui, menatapnya, mengajaknya berbicara dengan penuh kasih sayang, seorang ibu sudah memenuhi kebutuhan stimulasi tersebut. Stimulasi merupakan hal yang penting dalam tumbuh kembang anak. Anak yang mendapat banyak stimulasi terarah akan cepat berkembang dibanding anak yang kurang stimulasi. Oleh karenanya, orang tua sangat memegang peranan penting untuk menciptakan lingkungan yang diperlukan untuk perkembangan anak.
Garis besar pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal memerlukan dukungan nutrisi dan stimulasi yang adekuat. Pemberian ASI dapat mencukupi semua kebutuhan tumbuh kembang anak tersebut secara lengkap. Tidak semata untuk menambah berat badan/membuat anak “chubby” tetapi juga memberi “gizi” kepada otak, menstimulasi otak yang otomatis mencukupi kebutuhan perkembangan ketrampilan, kecerdasan, mental, emosi dan sosial anak. Bagaimana pemberian nutrisi pada tiga tahun pertama kehidupan anak ini secara tidak langsung akan menentukan keberhasilan anak saat dewasa nanti.
ASI memenuhi semua kebutuhan asuh, asih, asah anak. Tidak hanya signifikan pada kenaikan berat badan akan tetapi juga meningkatkan integritas dan kredibilitas anak sejak dini.
2.4    Manfaat Air Susu Ibu (ASI)
Manusia minum air susu manusia, sapi minum air susu sapi, ini merupakan prinsip yang tak dapat diubah. Namun entah mulai kapan di bawah dorongan propaganda beraneka rupa iklan susu bubuk, membuat masyarakat pada umumnya mempunyai pemikiran yang salah, yakni susu sapi adalah yang terbaik, baru kemudian air susu ibu (ASI). Namun pada kenyataannya  tiap pabrik susu bubuk dengan segala upaya memperbaiki susunan gizi dalam susu bubuk, tujuannya adalah supaya kualitas susu bubuknya sebisa mungkin mirip dengan kualitas ASI. Maka jelas ASI adalah pilihan paling tepat bagi bayi.

1.    Bayi cerdas sehat dan memiliki EQ yang baik

Jika tidak ada suatu masalah khusus, ASI semakin diminum akan semakin bertambah banyak, jadi tidak perlu merasa khawatir kekurangan. ASI selalu mempunyai suhu standarnya, tingkat kesegaran yang prima, dan bebas bakteri serta mudah dicerna. ASI mengandung berbagai macam zat antibodi yang berasal dari ibu, memberi perlindungan terhadap berbagai sumber penularan penyakit bagi bayi.
Bayi yang minum ASI dibanding dengan bayi yang minum susu bubuk buatan, lebih jarang terjangkit bermacam penyakit akut maupun kronis.  ASI juga bisa mengikuti pertumbuhan bayi dengan otomatis merubah komposisinya, untuk menyesuaikan kebutuhan setiap tahap masa pertumbuhan bayi. Air Susu Ibu  tidak mengandung jenis protein dari benda lainnya, bisa mengurangi kemungkinan yang mengakibatkan bayi terkena alergi, tetapi mengandung komposisi gizi yang sangat dibutuhkan oleh pertumbuhan otak bayi. Uji klinis telah membuktikan bahwa bayi yang dibesarkan dengan ASI, IQ-nya (Intellegencia Quotient) lebih tinggi. Melalui proses menyusui, pendekatan intim antara bayi dan ibu, lebih mudah menumbuhkan EQ bayi dalam kepercayaan diri sendiri maupun orang lain.

2.   Ibu sehat cantik dan ceria

Ibu yang menyusui setelah melahirkan zat oxytoxin-nya akan bertambah, sehingga dapat mengurangi jumlah darah yang keluar setelah melahirkan. Kandungan dan perut bagian bawah juga lebih cepat menyusut kembali ke bentuk normalnya. Ibu yang menyusui bisa menguras kalori lebih banyak, maka akan lebih cepat pulih ke berat tubuh sebelum hamil. Ketika menyusui, pengeluaran hormon muda bertambah, menyebabkan ibu dalam masa menyusui tidak ada kerepotan terhadap masalah menstruasi, pada masa ini juga mengurangi kemungkinan terjadinya kehamilan diluar rencana. 
Menyusui setelah melahirkan dapat mempercepat pemulihan kepadatan tulang, mengurangi kemungkinan menderita osteoporosis (keropos tulang) setelah masa menopause.  Menurut statistik, menyusui juga mengurangi kemungkinan terkena kanker indung telur dan kanker payudara dalam masa menopause. Juga ibu yang menyusui tidak perlu bangun tengah malam untuk mengaduk susu bubuk, ketika pergi bertamasya juga tidak perlu membawa setumpuk botol dan kaleng susu, bukankah bisa menjadi seorang ibu yang santai dan gembira.

3.   Meringankan beban pengeluaran keluarga

ASI tersedia secara alamiah, ibu hanya perlu menguasai gizi yang seimbang dan cukup, serta tidak perlu kuatir kekurangan. Minum ASI bisa menghemat pengeluaran tambahan tiap bulan untuk membeli susu, tidak perlu beli botol susu dan alat untuk mensterilkan. Lagi pula bayi yang minum ASI daya tahan tubuhnya lebih kuat, dan jarang menimbulkan efek alergi pada tubuh, sehingga jarang sakit dan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan.

4.   Menyayangi bumi, menyukseskan perlindungan alam

ASI yang  bersuhu alami segar bebas bakteri dan tak perlu dipanaskan dan disteril dapat  mengurangi pemborosan bahan bakar.  Sedangkan  untuk memenuhi kebutuhan susu bubuk yang berlebihan, dunia kita membutuhkan alam hijau bahkan menebang pohon pelindung hutan, untuk memelihara sapi perah yang lebih banyak? Melepaskan susu bubuk dan menggunakan ASI dapat  menghemat banyak sampah botol dan kaleng susu yang dibuang.  Jika setiap wanita setelah melahirkan mau menyusui dengan ASI selama satu  tahun, tentunya akan menghemat berapa banyak pembalut wanita. (Sumber:dr.Zhang Wenhua, Dokter spesialis anak)
2.5   Manfaat ASI yang tidak ada di susu Sapi
Mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Beberapa bayi justru diberikan susu formula yang terbuat dari susu sapi. Padahal ada banyak kandungan ASI yang tidak ada di susu formula. Hal pertama yang seorang ibu perlu ketahui adalah kandungan dari susu manusia dan susu sapi itu berbeda. Pada susu sapi kadar proteinnya lebih tinggi yaitu 3,4 persen, sedangkan susu manusia hanya 0,9 persen. Kadar laktosa di dalam susu manusia lebih besar yaitu tujuh persen sedangkan di dalam susu sapi sebesar 4,8 persen. Laktosa sangat penting dalam proses pembentukan myelin otak.
Myelin ini berfungsi untuk mengantarkan rangsangan yang diterima oleh bayi. Saat menyusu rangsangan yang diterima oleh si kecil seperti mencium bau ibunya serta mendengar dan merasakan napas sang ibu. Sedangkan pada susu sapi kandungan yang paling tingginya adalah protein yang berfungsi membantu pembentukan otot karena sapi memang membutuhkan otot yang kuat seperti untuk bergerak atau membajak sawah. Laktosa yang tinggi pada bayi yang baru lahir terkadang dapat menyebabkan diare.
Tapi kondisi ini merupakan suatu hal yang normal atau fisiologis,  sehingga ibu tidak perlu menghentikan pemberian ASI.  Selain itu AA dan DHA yang terkandung di dalam ASI juga dilengkapi dengan enzim lipase sehingga bisa dicerna oleh tubuh bayi. Sedangkan pada susu formula memang ada AA dan DHA tapi tidak ada enzimnya. Hal ini karena enzim lipase baru dibentuk saat bayi berusia enam-sembilan  bulan.  Manfaat lain dari ASI yang tidak didapatkan dari susu formula adalah kandungan kolostrum yang keluar di awal-awal bayi menyusu. Kolostrum yang keluar saat bayi menyusu mengandung satu-tiga juta leukosit (sel darah putih) dalam satumili ASI. Keberhasilan ibu menyusui untuk terus memberikan ASI pada bayinya sangat ditentukan oleh dukungan dari suami, keluarga, petugas kesehatan, masyarakat serta lingkungan kerjanya.  Karena itu peran ayah sangat berarti dalam hal keberhasilan pemberian ASI.

 
BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang penulis paparkan tentang Analisis dampak pemberian ASI terhadap kecerdsan anak, maka penulis menarik kesimpulan :
ASI merupakan salah satu faktor penting yang harus tersedia bagi perkembangan tumbuh anak. Karena ASI adalah imun atau kekebalan tubuh pertama yang dimilki oleh anak itu sendiri. Tanpa ASI, maka si anak akan tumbuh dengan tubuh yang lemah. Disamping itu, ASI juga sangat berpengaruh terhadap tingkat kecerdasan anak. Dengan pemberian ASI terhadap anak secara rutin, maka dapat dipastikan anak dapat tumbuh dengan sehat dan cerdas.
B.     Saran 
Dalam membuat karya ilmiah ini, selama ini penulis banyak menemukan kesulitan seperti kurangnya data-data untuk dijadikan rujukan dan sebagainya. Oleh karena itu jika ada pembaca yang ingin mengembangkan tulisan ini agar dapat menemukan referensi-referensi akurat yang dapat dijadikan rujukan untuk membuat karya ilmiah, seperti jurnal dalam atau luar negeri, makalah, skripsi, dan lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ngastiyah. 2005.  Perawatan Anak Sakit. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Wiryo, Hananto. 2002. Peningkatan Gizi bayi, anak, ibu bayi, dan menyusui dengan bahan makanan local. Jakarta: Sagung Seto
www.bidan.com/manfaat-Asi-bagi-bayi. Tanggal diakses 6 Juni 2013












ANALISIS DAMPAK PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) TERHADAP KECERDASAN ANAK

BAHTS  ILMI




PUTRI RUMAIZA ULFA
JURUSAN MAK
NIS: 1246











YAYASAN RUHUL ISLAM  ANAK BANGSA
DAYAH  RUHUL ISLAM ANAK BANGSA
ACEH BESAR
2012/2013
 







 

Post a Comment for "Analisis Dampak Pemberian ASI Terhadap Kecerdasan Anak"